Libur
lebaran hari ketiga adalah saatnya makan diluar rumah. Selain persediaan
makanan dirumah sudah habis, masak sendiri juga cape sehabis pulang dari
silaturahmi. Yang menjadi masalah adalah sangat sulit mencari rumah makan yang
buka saat libur lebaran atau kalau ada rumah makan yang buka, pasti penuh dan
banyak menu yang sold out.
Rencana
kami ingin makan nasi uduk di Jl. Kebon Kacang Tanah Abang karena kami pikir
kan orang Betawi ngga pulang kampung hehehe. Ternyata sampai disana rumah makan
tsb juga libur. Ya sudah akhirnya kami berkeliling sejenak mencari alternatif tempat
makan lain.
Melewati
Jl. R.P. Soeroso No. 48, Menteng, kami melihat sebuah resto bernama 48 Dimsum
Place. Saya teringat, memang 48 Dimsum Place sudah saya agendakan untuk dicoba
tapi belum sempat. Saya sudah sering membaca reviewnya dan katanya halal. Nah sekarang
kesempatan yang baik untuk mencobanya.
Dari
luar tampak beberapa mobil memenuhi tempat parkir. Tapi ketika kami masuk rupanya ruangan tampak sepi dan hanya ada 2
meja yang terisi pengunjung. Ternyata ada private room yang berisi pengunjung
yang sedang berulang tahun. Ruang makan utama cukup luas dan bisa menampung
lebih dari seratus pengunjung. Interiornya bernuansa khas Tiongkok yang didominasi
warna hitam, merah dan kayu sehingga menghasilkan suasana temaram. Resto ini
memiliki ciri khas interior unik yaitu 2 pilar berbentuk tumpukan kukusan
dimsum dan ornament kukusan serupa juga menghiasi langit-langit ruangan.
Saya
gembira banget makan disini, terbayang kelezatan dimsum yang sering diumbar
dalam review-review para blogger. Ketika buku menu dibagikan, saya lihat
menu-menu yang disajikan disini sangat lengkap meliputi semua jenis masakan
seafood, ayam, bebek, sayur, sop, dll. Saya tanyakan mana menu dimsumnya. Tapi
ternyata menu dimsum sudah habis tidak tersedia. Aduh sayang sekali, saya pikir
resto “dimsum place” itu bakal bisa makan dimsum setiap saat.
Saya
makan bertiga dengan suami dan mamah, jadi memilih menu non seafood karena
mamah ngga suka seafood. Kami memilih menu mie goreng ala 48 dimsum, sapo ayam
mentega dan cah kailan sapi. Untuk minumannya kami memilih 3 jenis teh yaitu
lychea tea, chinese tea dan ice tea.
Ketika
pesanan kami dihidangkan, wah memang ngga salah pilihan kami, aroma mie goreng menguar,
sangat harum tercium, belum lagi aroma sapo ayam yang mendesis. Mie gorengnya
lezat walaupun tanpa seafood, hanya berisi ayam, telur, toge dan kucai segar.
Yang namanya sapo ayam mentega adalah potongan ayam tanpa tulang berbalut bumbu
kental manis gurih seperti goreng mentega, ditumis bersama potongan bawang dan
cabe lalu ditempatkan didalam mangkok sapo yang panas, rasanya juga lezat dan
lekker. Saya baru sekali ini makan sapo ayam. Terakhir adalah cah kailan sapi
yaitu sayur kailan utuh, maksudnya daun kailan beserta batangnya, disiram cah daging
sapi, wortel, jamur, bawang dan jahe. Sajian ini pun lezat, dagingnya empuk dan
sayurannya segar. Selesai menyantap makanan yang mantap dan memuaskan ini, saya
minum chinese tea yang panas dan pahit, aih sedapnya.
Mengenai
harga makanan disini tergolong sesuai standard resto sejenis. Yang paling mahal
adalah cah kailan sapi Rp 78.000, sapo ayam mentega Rp 58.000 dan mie goreng Rp
48.000. Minuman teh nya Rp 15.000 dan Rp 27.500 untuk lychea tea. Kami bertiga
sependapat bahwa makanan disini enak dan harus balik lagi untuk mencoba
dimsumnya.
No comments:
Post a Comment