Tuesday, July 26, 2016

Mandi dan zurbiyan serta kenangan ke tanah suci di Abunawas (***)

  


Sudah lama kami geng Kepompong ingin mencoba makan di Abunawas yaitu resto masakan Timur Tengah yang menyajikan nasi mirip nasi kebuli, yang kabarnya enak banget. Saya sih sudah pernah mencoba dan memang recommended, tapi belum pernah makan di resto nya langsung. Akhirnya ketika saya ultah, kesempatan geng Kepompong untuk menodong saya, mentraktir makan di Abunawas. Ok let’s go sista.
Kami berlima pergi ke resto Abunawas cabang Jl. Kemang Utara No.15, Jakarta Selatan, yang jaraknya paling dekat dari rumah dibanding cabang Jl. Matraman No.15, Jakarta Timur. Ketika tiba disana, kami adalah pengunjung pertama yang datang. Bangunan resto ini ukuranya besar dan memiliki gaya arsitektur, interior ruangan dan seragam pelayan, semua bergaya khas Timur Tengah.

Bangunan ini terdiri dari 3 lantai, lantai pertama adalah ruang makan dengan meja makan, lantai 2 adalah ruang makan dengan lesehan dan private room. Kami pilih makan dilantai dasar dan duduk di meja makan dengan kursi dan sofa. Masing-masing meja makan dibatasi oleh tirai kelambu, ruangan didominasi oleh warna-warna merah tua, coklat dan kayu, serta diliputi suasana cahaya temaram.

Didalam buku menu, nama menunya tentu nama Timur Tengah, jadi kami kurang paham. Ada penjelasannya sih dalam bahasa Inggris dan ada bahasa Arabnya pula. Tapi sudah jelas kami kesini mau makan nasi yang mirip nasi kebuli. Dari pada pusing, kami panggil saja pelayannya untuk meminta penjelasan.




Ada 3 jenis nasi yaitu nasi mandi, baryani dan zurbiyan. Perbedaannya adalah nasi mandi rasanya gurih kurang berempah, nasi baryani sangat berempah dan nasi zurbiyan rasanya gurih dan berempah. Akhirnya kami memesan masing-masing 1 porsi mandi lamb atau nasi mandi dengan domba, mandi dajaj atau nasi mandi dengan ayam dan zurbiyan dajaj atau nasi zurbiyan dengan ayam. Karena saya yakin porsinya besar dan takut tidak habis, maka kami hanya memesan 3 porsi nasi dulu. Tambahannya adalah sambosa, 1 porsi berisi 3 potong, kami pesan 2 porsi, yang isi keju dan domba. Untuk minumannya saya sudah mengincar lychee smoothies, jadi kami pesan 3 gelas dan 2 gelas strawberry smoothies.

Menu-menu yang lain kami kurang familiar dan takut ngga doyan kalau dipesan. Selain menu nasi tadi, disini juga menyajikan soup dan salad, dessert serta menu paket nasi domba / ayam, sudah termasuk salata dan sambosa yang harganya antara Rp 525.000 sampai Rp. 2.600.000. Sambil menunggu pesanan datang, kami ke lantai atas untuk foto-foto, mumpung ruangan masih sepi.

Pelayanan disini cepat juga, ketika kami kembali ke meja, pesanan kami sudah komplit dan tampak menggiurkan. Mandi lamb adalah nasi pera berbulir panjang, nasinya berwarna kuning dan dihiasi garnish ketimun, tomat dan wortel, disajikan bersama 2 potong daging domba bagian iga. Mandi dajaj juga sama, tapi disajikan dengan ayam, sedangkan zurbiyan dajaj, nasinya berwarna lebih gelap dan aromanya lebih harum.

Pertama, saya cicipi nasi mandinya, hmm memang enak dan gurih serta nasinya empuk, dombanya empuk, bumbunya meresap dan tidak berbau. Ayamnya juga enak yaitu ayam dengan jejak gosong yang nikmat, dagingnya empuk dan meresap bumbunya, potongannya cukup besar dan rasanya sedikit mirip dengan ayam kalasan. Kemudian saya cicipi nasi zurbiyan, wah yang ini rasanya lebih lezat dan istimewa karena rasanya memang gurih dan berempah, bahkan saking enaknya kami menambah 1 porsi zurbiyan dajaj lagi.

Kemudian sambosa adalah pastry goreng bentuk segitiga yang berisi domba dan keju, dimana bentuk sambosa, yang isi domba lebih gemuk daripada yang isi keju. Tapi sayangnya saya tidak kebagian sambosa keju. Sedangkan sambosa domba berisi daging cincang domba yang cukup padat, rasanya memang enak sih tapi serasa makan daging cincang doang. Semangkok sambal turut disajikan, walaupun warnanya merah, rupanya rasanya tidak pedas melainkan sedikit asam segar karena mengandung tomat.


Citarasa masakan disini memang authentic, sehingga bu Hj. Juju berkata “jadi inget  makan ketika di tanah suci ya”, otomatis kami semua mengangguk-anggukkan kepala tanda setuju. Sebenarnya kami berlima, makan 3 porsi nasi saja sudah cukup tapi karena nasi zurbiyan lebih lezat maka kami pesan lagi. Tapi tetap saja nasinya tidak habis dan saya bungkus sisanya.

Mengenai harga makanan disini, terus terang cukup mahal. Harga mandi lamb Rp 90.000, mandi / zurbiyan dajaj Rp 80.000, sambosa Rp 30.000 dan smoothies Rp 40.000, belum lagi PB1 dan service chargednya. Tapi yang namanya rasa penasaran yang penting sudah terobati.

No comments: