Materi pengajian : Ibadah di bulan
Ramadhan, oleh ustad Ali Zainal Abidin (Ali Limau), di mesjid Al Akhlas, hari
Selasa tg 5 Mei 15.
Puasa
Rajab tidak ada dalilnya atau disebut hadis goib.
Ada
3 anggapan atas Puasa Rajab, yaitu : 1. Bid’ah 2. Menjalankan 3. Menyanjungnya
Lebih
baik kita mengambil yang tengah yaitu menjalankan, karena bulan Rajab termasuk
bulan yang dimuliakan / diutamakan oleh Allah.
·
Semua bulan itu baik tapi ada 4 bulan yang
lebih utama / mulia, yaitu bulan : 1. Dzulkaidah 2. Dzulhijah 3. Muharram 4.
Rajab
·
Semua hari itu baik tapi ada 1 hari yang
lebih utama / mulia, yaitu hari : Jumat.
·
Semua waktu itu baik tapi ada waktu yang
lebih utama / mulia, yaitu waktu : Tahajut.
·
Semua puasa itu baik tapi ada 1 puasa yang
lebih utama / mulia, yaitu puasa : Ramadhan.
Beberapa
jenis puasa :
·
Puasa Daud yaitu sehari puasa, sehari
tidak.
·
Puasa Senin Kamis.
·
Puasa putih yaitu puasa yang dilakukan pada
tg 13, 14, 15 setiap bulan penanggalan Hijriah / Qomariah karena pada malam tanggal
tersebut bulan bersinar / bulan purnama dengan sinar rembulannya yang putih.
Puasa
/ saum artinya menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa, dari
waktu subuh sampai magrib.
Surat 2 ayat 183 : Al
Baqarah :
Wahai
orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan
atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.
Siapa
saja yang berpuasa sebelum surat Al Baqarah tsb turun :
1.
Nabi Nuh : Puasa pada tg 10 Muharram (hari
Asyura) dan kaum Yahudi berpuasa selama 40 hari.
2.
Nabi Daud : Sehari puasa, sehari tidak.
3.
Siti Mariam : Puasa bicara yaitu menahan
omongan.
4.
Nabi Musa : Puasa ketika selamat dari
kejaran Firaun.
Hasil
dari puasa adalah menjadi hamba yang bertaqwa.
Ganjaran
orang yang bertaqwa selama di dunia adalah Surat 65 At Talaq :
1.
Allah membukakan jalan keluar baginya (ayat
2)
2.
Allah memberikan rezeki dari arah yang
tidak disangka-sangkanya (ayat 3)
3.
Allah akan mencukupkan keperluannya (ayat 3)
4.
Allah menjadikan kemudahan baginya dalam
urusannya (ayat 4)
5.
Allah akan menghapus kesalahan2nya dan akan
melipat gandakan pahala baginya (ayat 5)
Ganjaran
orang yang bertaqwa selama di akherat adalah surat 3 Ali Imran :
Dan
bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang
luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa
(ayat 133)
Ciri-ciri
orang yang bertaqwa adalah surat 3 Ali Imran :
1.
(yaitu) orang-orang yang berinfak, baik di
waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan
memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah mencintai orang yang berbuat kebajikan
(ayat 134).
2.
Dan (juga) orang-orang yang apabila
mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, (segera) mengingat Allah,
lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya dan siapa (lagi) yang dapat mengampuni
dosa-dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang
mereka mengetahui (ayat 135).
Penjelasan
: 3 macam perbuatan zalim yaitu zalim kepada : 1. Diri sendiri 2. Orang lain 3.
Allah. Harus segera beristigfar.
Apabila
ingin dibuka pintu rezeki yang luas caranya adalah sholat Duha :
-
2 rakaat : baru memegang kunci rezeki
-
4 rakaat : baru memasang kunci rezeki
-
6 rakaat : baru membuka pintu rezeki
-
8 rakaat : menuju sumber rezeki
-
12 rakaat : memperoleh rezeki
Rukun
puasa : 1. Niat saat sahur 2. Imsak
Syarat
berpuasa :
1.
Beragama islam
2.
Berakal sehat
3.
Sudah baliq, sudah mengenal halal dan haram,
baik dan buruk.
4.
Suci dari haid dan nifas.
5.
Tidak berpergian ketempat jauh (luar
negeri)
6.
Mampu dan tidak sakit
Perbuatan
yang di sunah kan ketika puasa :
1.
Menyegerakan berbuka / membatalkan puasa
2.
Makan sahur
3.
Sikat gigi, tanpa odol
4.
Membaca dan khatam Al Quran
5.
Sholat malam
6.
Banyak berdoa
7.
Memberi makanan minuman untuk berbuka puasa
8.
Perbanyak amalan sunah
9.
Perbanyak sedekah
10. Itikaf
di Mesjid, untuk laki-laki
11. Umroh
12. Perbanyak
amal kebaikan
Setelah
azan subuh, sholat Fajar 2 rakaat, lalu zikir Subhanallah wabihamdihi,
subhanallahhilazim, astaghfirullah 100x, lalu sholat subuh, lalu zikir pagi
(zikir pagi sore), lalu sholat Syuruq sekitar jam 6, lalu sholat Duha sekitar
jam 8.
Secara
fikih yang membatalkan puasa adalah memasukkan sesuatu kedalam 5 lubang tubuh
yaitu lubang :
1.
Tenggorokan
2.
Kuping
3.
Hidung
4.
Tempat BAK (depan)
5.
Tempat BAB (belakang)
Yang
membatalkan puasa :
1.
Makan dan minum
2.
Muntah dengan sengaja
3.
Niat berbuka puasa walaupun belum waktunya
berbuka dan belum makan dan minum
4.
Haid
5.
Keluar air mani dalam keadaan jimak atau
tidak
6.
Hilang akal, misalnya pingsan
7.
Merubah niat
8.
Mandi mengguyur badan dan berendam (makruh),
dan berenang
9.
Suntik (makruh)
10. Sikat
gigi (makruh)
Orang
yang boleh tidak melakukan puasa :
1.
Sakit
2.
Uzur
3.
Tidak mampu
4.
Menyusui
5.
Hamil
6.
Musafir yaitu berpergian ke tempat jauh
(luar negeri)
Hadis
mengenai hikmah dan keutamaan bulan ramadhan :
1.
“Apabila datang bulan Ramadhan maka dibuka
pintu surga dan ditutup pintu neraka dan syetan-syetan di belenggu” HR. Muslim
2.
Hadits dari Aisyah yang mengatakan : "
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam beri'tikaf di sepuluh hari terakhir
bulan Ramadan dan dia bersabda, yang artinya: "Carilah malam Lailatul
Qadar di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Romadhon" " (HR:
Bukhari 4/225 dan Muslim 1169)
3.
“Barangsiapa bershaum Ramadhan karena iman
dan mengharap pahala dari Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.
” (Hadits Muttafaq ‘Alaih)
4.
“Sesungguhnya di surga ada suatu pintu yang
disebut “ar rayyan“. Orang-orang yang berpuasa akan masuk melalui pintu
tersebut pada hari kiamat. Selain orang yang berpuasa tidak akan memasukinya.
Nanti orang yang berpuasa akan diseru, “Mana orang yang berpuasa.” Lantas
mereka pun berdiri, selain mereka tidak akan memasukinya. Jika orang yang
berpuasa tersebut telah memasukinya, maka akan tertutup dan setelah itu tidak
ada lagi yang memasukinya” (HR. Bukhari no. 1896 dan Muslim no. 1152)
5.
“Barang siapa yang berpuasa Ramadhan
kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun
penuh.” (HR. Muslim)
6.
Dari Ibnu Abbas, ia berkata:
"Rasulullah SAW adalah orang yang paling murah hati, lebih-lebih ketika
bertemu Jibril di bulan Ramadhan. Beliau bertemu Jibril pada pada setiap malam
bulan Ramadhan untuk tadarus Al-Qur'an. Maka sifat murah hati Rasulullah
melebihi hembusan angin." Hadits di atas adalah hadits ke-6 dalam Shahih
Bukhari
7.
Dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah
bersabda, ‘Setiap amalan kebaikan yang dilakukan manusia akan dilipatgandakan
dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga 700 kali lipat. Allah SWT
berfirman, ‘Kecuali, amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku dan
Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat
dan makanannya karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua
kegembiraan, yaitu kegembiraan ketika dia berbuka dan kegembiraan ketika
berjumpa dengan Rabb-nya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di
sisi Allah daripada bau minyak kasturi. (HR Bukhari dan Muslim).
8.
Ibadah puasa itu tidak terkena riya
sebagaimana ibadah lainnya berpotensi terkena riya. Al-Qurtubi berkata, Ketika
amalan-amalan yang lain dapat terserang penyakit riya, puasa tidak ada yang
dapat mengetahui amalan tersebut, kecuali Allah, maka Allah sandarkan ibadah
puasa itu kepada Diri-Nya. Karena itu, dikatakan dalam hadis, ‘Ia meninggalkan
syahwatnya karena diri-Ku.' Ibnu Al-Jauzi berkata, ‘‘Semua ibadah terlihat
amalannya. Dan, sedikit sekali yang selamat dari godaan, yakni terkadang
bercampur dengan sedikit riya, berbeda dengan ibadah puasa.
9.
Imam An-Nasa'i pernah meriwayatkan hadis
ini dari Aisyah, "Puasa adalah tameng dari api neraka."
10. Hadis
dari Utsman bin Abu Al-'Ash, "Puasa adalah tameng sebagaimana tameng
kalian dalam peperangan." (HR. An-Nasa 'i IV/167, hadis nomor 3679).
11. Rasulullah
SAW bersabda dalam salah satu hadis qudsi, "Puasa dan Alquran memberikan
syafaat kepada hamba-Ku di hari kiamat. Puasa berkata, 'Wahai Tuhanku, aku
telah menghalanginya dari makan minum dan syahwat, maka berilah aku restu
memberikan syafaat kepadanya.' Alquran berkata, Wahai Tuhanku, aku telah
menghalanginya dari tidur di malam hari, maka berilah aku restu memberikan
syafaat kepadanya. ’ Lalu keduanya diberikan restu memberikan syafaat.” (HR.
Ahmad dan Thabarani)
No comments:
Post a Comment