Akhirnya
kesampaian juga makan di Lobbie Lobster. Itu karena saya menemukan lokasi baru
di jl Panglima Polim V no 21 yang sedikit lebih luas dari pada lokasi di jl
Gunawarman, sehingga tidak sesempit dan seantri lokasi di jl Gunawarna.
Asyiknya lagi bangunan Lobbie Lobster terbagi 2 dengan saudaranya yaitu
HolyGyu. Jadi apabila kita makan ditempat Lobbie Lobster, pasangan kita bisa
memesan menu dari HolyGyu dan sebaliknya.
Ketika
itu kami tiba sekitar pk. 5 sore, sehingga belum terjadi antrian panjang karena
hari itu adalah hari sabtu. Memasuki resto mungil ini, suasananya dibangun
sesuai tema laut. Dinding depannya terbuat dari kaca, dinding dalamnya berwarna
biru dengan corak bergelombang. Mejanya putih, tempat tisunya biru. Walaupun
kursinya tidak nyambung dengan tema laut, tapi tetap unik dan keren, yaitu
kursi plastik tanpa senderan berbentuk tombol keyboard computer berwarna merah.
Daftar
menu berwarna biru pun diberikan kepada kami. Tertera disana pilihan whole
lobster platter, half lobster platter, mix platter antara lobster dengan big
shrimp, serta shrimp platter. Apabila memilih menu platter, itu sudah termasuk
nasi, calamari dan sambal. Selain itu bisa juga memilih menu ala carte. Ada 2 pilihan
sambal yaitu sambal matah dan chilli garlic. Karena shrimp sedang kosong saat
itu, maka kami memutuskan untuk memesan whole lobster platter ukuran 250gr
dengan pilihan sambal matah untuk suami dan chilli garlic untuk saya.
Nah
ini dia penampakan si Lobster. Disajikan diatas piring putih bersama nasi yang
porsi tidak begitu besar, lobster dibelah 2 dan dimasak dengan cara dibakar.
Disajikan bersama calamari, sambal matah dan jeruk limau. Sambal matah adalah sambal
yang berisi potongan cabai dan bawang yang disiram minyak panas. Kalau sambal
garlic kelihatannya seperti saos sambal botolan biasa.
Kami
segera menyantap daging lobster yang segar dan kenyal dengan bumbu minimalis, rasanya
boleh juga. Berpadu dengan sambal matah yang pedas, suapan suami mengakibatkan
titik-titik keringat mulai bermunculan, sedangkan sambal garlicnya biasa saja
tuh. Kalau calamari, rasanya biasa saja, tidak istimewa dan tepungnya tebal. Eh
suami saya dasar penggemar sambal, dia malah minta tambah sambal matah lagi,
bahkan membeli setoples sambal matah seharga Rp 30.000 untuk dibawa pulang.
Harga
platter kami adalah Rp 102.500, es milo Rp 17.000 tapi gelasnya besar banget,
jumbo, cocok nih buat suami. Karena kepedesan suami memesan green tea tiramisu,
tapi menurut kami rasanya biasa saja tuh.
Kami
melihat pengunjung dimeja sebelah datang bersama keluarganya, ada yang memesan
menu dari HolyGyu, tampak menggiurkan karena disajikan diatas hot plate yang
mendesis, sehingga kami memutuskan minggu depan harus mencoba HolyGyu. Dan
inilah reviewnya langsung.
Minggu
depan, sesuai janji, kami kembali lagi ke jl Panglima Polim V dengan tujuan
menyantap beef ala Jepang di HolyGyu. Nah suasana di HolyGyu otomatis berbau
Jepang. Dinding depan sama terbuat dari kaca, dinding dalam berwarna abu-abu,
meja dan kursi terbuat dari kayu tanpa senderan, dengan hiasan lampu lampion
kertas berbentuk persegi atau bulat. Karyawannya berbaju ala Jepang berwarna
merah, berbeda dengan karyawan Loobie Lobster yang memakai kaos polo berwarna
biru.
Didalam
list menu tertera menu special prime yaitu Kobe beef 200gr Rp 520.000, Wagyu
sirloin 200gr Rp 265.000 dan Wagyu rib eye 200gr Rp 280.000. Setelah itu ada
aneka menu wagyu yang harganya dibawah seratus lima puluh ribu, Prime aus beef
dibawah seratus ribu, serta Chicken steak dibawah lima puluh ribu. Untuk
minumannya ada ocha refill, lemon tea refill, macha milk, chocolate dan soft
drink. Untuk dessertnya tersedia ice cream macha dan ogura serta tiramisu.
Harga
kobe beef ini jauh lebih murah bila dibandingkan dengan restoran Jepang
lainnya. Tetapi tetap saja kami memilih menu wagyu yang lebih terjangkau. Wagyu
boneless saya pilih karena terdapat tanda “oshii”, lalu suami saya memilih
wagyu tenderloin seberat 200gr. Waitres menanyakan kepada kami, apakah beef
akan dimasak dengan bumbu cenderung rasa manis atau asin, ada istilahnya dalam
bahasa jepang, tapi saya lupa, dan kami pun memilih rasa asin yang merupakan
rasa favorit pengunjung. Semua masakan beef ini sudah termasuk 2 onigiri yaitu nasi
yang dipadatkan sewaktu masih hangat membentuk segitiga lalu dibungkus nori
atau lembaran rumput laut kering. Selain itu disajikan pula sayuran, wakame sup
serta 2 macam saus dan wasabi sebagai pendamping.
Ketika
pesanan kami datang, beef dan aneka sayuran tampak menggiurkan karena disajikan
diatas hotplate yang mendesis. Beef tsb sudah dipotong-potong dengan ukuran
besar dan disampingnya disusun aneka sayuran wortel, buncis, jagung serta toge
yang disiram saus. Kedua macam beef ini sama-sama empuk dan juicy, bumbunya
sudah meresap tetapi semakin enak bila dicocol saus pendampingnya. Sebagai
penyegar, minuman es coklat ukuran jumbo dan segelas ice cream macha adalah
penutup yang sempurna.
Mengenai
harganya, wagyu boneless 100gr Rp 100.000 dan wagyu tenderloin 200gr Rp
170.000, ice chocolate dan ice cream @Rp 17.000 serta ocha Rp 15.000. Memang
chef Afit, pendiri Holycow ini paling ahli dalam menyajikan makanan berkualitas
dengan harga terjangkau.
1 comment:
makasih untuk review nya ya. jadi ga sabar nunggu hari gajian untuk icip-icip disana sist. yummmy
Post a Comment