Labels
- Kuliner Jakarta (224)
- Dakwah (99)
- Kuliner Bandung (53)
- Kuliner Tangerang (53)
- Pengalaman (37)
- yukmakan (20)
- Artikel (17)
- Detik Food (17)
- Kuliner Jateng (15)
- Kuliner Bogor (14)
- Kuliner Jabar (13)
- FOTO-FOTO (11)
- Hotel (6)
- Resep (6)
- Kuliner Cirebon (5)
- Kuliner Jatim (4)
- Kuliner Kalimantan Selatan (4)
- Kuliner Lampung (4)
- Prakarya (4)
- Kuliner Bali (3)
- Kuliner Medan (3)
- Jualan (2)
- Kuliner Thailand (2)
- Kuliner Malaysia (1)
- Kuliner Singapore (1)
- Kuliner Sulawesi (1)
- Novel (1)
Saturday, December 05, 2009
PENGALAMAN : BANGUNAN UNIK KLASIK - HOTEL THE PALAIS DAGO
Sama seperti tahun lalu, Lebaran Idul Adha kali ini kami ke Bandung lagi, tapi sekarang kami berencana menginap di Hotel The Palais Dago, yang jaraknya deket banget dari rumah jl Imam Bonjol, karena yang full booking adalah rumahnya bukan hotelnya
Berangkat dari Jakarta sekitar pk 10 pagi setelah sholat Id lalu kerumah Mamah dulu, jadi sampai di Bandung sekitar pk 12 dan langsung check in ke hotel. The Palais adalah hotel yang baru berdiri di jl Ir. H. Juanda no 90 Dago, telpon 022 250 5111 / 5222 / 5333.
Hotel berupa bangunan unik bergaya klasik tampak mencolok dibandingkan dengan bangunan sekitarnya, yaitu lobi luar sebagai pintu masuk berbentuk bulat setengah lingkaran dengan dihiasi 8 buah pilar, lalu diatas bangunan terdapat kubah yang terdiri dari pilar-pilar & kaca. Tapi bangunan tampak kecil bila dibandingkan dengan hotel-hotel berbintang lainnya. Halaman parkirnya pun hanya yang terdapat dihalaman depan saja. Jadi orang mengenalnya dengan hotel kubah.
Memasuki ruang lobi dalam, terdapat meja reseption yang terletak disebelah kiri dari pintu masuk. Ruangan ini juga berfungsi sebagai ruang tunggu tamu, oh sungguh indah. Terdapat sofa berbentuk L ditengah ruang yang menghadap langsung ke perapian yang diapit oleh 2 buah guci setinggi manusia. Diatas perapian terdapat sebuah TV LCD. Lalu apabila kita duduk di sofa tsb, dan kepala kita mendongak keatas langit-langit, maka pemandangan indah kubah kaca yang dipenuhi oleh pilar kecil & ukiran begitu mempesona. Disebelah kiri ruangan terdapat sofa panjang yang menempel di dinding & diatas terdapat 3 buah lukisan bunga yang timbul dan bergaya klasik. Cantik euy. Sedangkan disebelah kanan ruangan sudah terdapat 2 buah kamar menginap.
Masuk lagi lebih dalam, kita akan menemui ruang baca yang diisi oleh sofa kayu akar pohon yang licin mengkilat, lalu ada meja kerja dengan computer, rak buku tempat majalah serta meja bilyard. Agak ketengah ruangan ada kolam ikan kecil yang diatasnya ada jembatan kayu tapi diatasnya berisi sebuah motor Harley Davidson. Wow keren ya. Rupanya kolam ikan ini adalah pembatas antara ruang baca dengan ruang makan, yang di sepanjang dinding sebelah kirinya terdapat “model train hobby” yaitu miniatur jalan kereta api disepanjang pegunungan. Wow keren 2x.
Kemudian kami mulai naik tangga, karena tidak ada lift. Lantainya saja cuma ada lantai dasar, 1 & 2. Kamarnya pun hanya ada 16 kamar, tidak lebih besar dari kos-kosan, sehingga suasana yang terbangun cukup akrab & hommy, bedanya interior disini mewah sehingga pantas disebut boutique hotel.
Kami menempati kamar 206, interiornya cukup mewah, furniture kayunya dominan warna coklat kehitaman, terus kamar mandinya yang berbentuk L juga keren walaupun tanpa bathtub, hanya ada shower yang menempel didinding yang airnya mengalir deras, tapi mau wudhu jadi susah. Lalu bila jendela belakangnya dibuka & kita melongok ke bawah, terlihat sebuah kolam ikan koi. Sebuah LCD yang menempel di dinding menyajikan saluran TV kabel. Pokoknya oke deh. Oh iya, disini lantainya marmer tapi tidak ditutupi karpet, jadi kaki terasa dingin. Malam itu ku tidur tanpa AC, ngak kuat euy.
Keesokan harinya, kita turun untuk sarapan. Ruang makan dengan furniture kayu tsb tidak begitu banyak, karena ruangannya memang kecil. Masakannya tidak terlalu istimewa alias standard saja yaitu cereal dengan susu, jus, buah potong, roti tawar & selai, bubur ayam, nasi goreng, mi goreng, ayam goreng mentega & tumis tempe, sosis dan kentang, serta telur sesuai pesanan. Tapi rasanya sih enak & terasa bumbunya.
Nah karena sebentar lagi kami harus check out, maka kami sempatkan untuk foto-foto dan melihat ke sekeliling. Apabila kita berdiri di depan hotel, di lantai 1 kita bisa melihat Dabidu café disebelah kiri & Dabidu resto disebelah kanan. Semalam didalam ruang café yang ada meja bar nya untuk minuman diputar house music yang disertai lampu disko. Disampingnya ada ruang santai kecil dengan sofa & lemari kaca yang berisi botol-botol minuman. Kalau restonya berupa ruang terbuka di teras yang beratapkan bentuk payung, dengan pemandangan jalan Juanda. Fasilitas disini ada juga ruang meeting, serta disediakan jasa massage & therapy.
Cukup sekian yang bisa digambarkan dari hotel ini. Mengenai tarifnya cukup mahal sih, diatas Rp 1.000.000. Tapi kebetulan waktu kami menginap sedang ada promo BCA card diskon 40%, lumayan untuk pengalaman.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment