http://www.yukmakan.com/review/members/Seafood%20City%20by%20Bandar%20Djakarta/3990/Pesta%20seafood%20di%20atas%20dermaga%20Green%20Bay
Malam
ini malam istimewa buat kami grup Accounting. Pasalnya salah satu teman kami
baru di promoted sekaligus ultah. Tak ayal dia menjadi bahan palakan kami,
menagih minta ditraktir. Si bos mengusulkan makan malam ditempat super jauh
dari kantor kami di kawasan Sudirman yaitu di Bandar Djakarta Pluit. Waduh apa
ngga kurang jauh tuh, mana rumah kami mencar-mencar semua, ada yang di Bekasi,
Kebayoran bahkan di Sawangan. Tapi tekad kami sudah bulat, tidak terhalang
jarak dan waktu. Pulang kantor pk 17.30 teng, rombongan yang terdiri dari 9
orang dan memakai 2 mobil langsung tancap gas menuju kawasan Pluit. Si Bos yang
sudah sering makan disana ikut didalam mobil yang saya tumpangi, sehingga
perjalanan kami lancar dan sempat sholat magrib. Sedangkan mobil kedua nyasar
sampai Ancol, wah kasian yah, mana muter baliknya macet lagi.
Rombongan mobil saya otomatis sampai duluan. Wah saya kaget melihat tempatnya yang tersembunyi didalam kompleks apartemen Green Bay, yaitu dibelakang kantor pemasarannya. Ketika saya lihat billboardnya, resto ini berjudul Seafood City by Bandar Djakarta. Wah tempatnya keren banget, seolah-olah kita makan diatas kapal yang sedang berlabuh didermaga. Area paling depan adalah pasar ikan hidup. Berbagai seafood hidup komplit tersedia disini. Dibelakangnya ada tempura dan sashimi corner. Tempat makannya terbagi menjadi 2 area yaitu indoor dan outdoor. Area outdoor terlihat romantis, yaitu makan dibawah temaram lampu gantung dan kerlip lilin, dengan latar belakang deburan ombak. Tapi kami sendiri sudah reserved tempat diruang ber AC yang lebih nyaman, dengan dinding kaca, sehingga kami tetap bisa menikmati suasana malam yang indah.
Sambil menunggu rombongan kedua yang datang, kami bergegas memilih aneka seafood dipasar ikan. Pilihan seafood kami adalah udang vaname hidup, kepiting king jantan, kerang batik, cumi serta ikan kerapu tikus dan cantang fresh. Menu pelengkap lainnya adalah tahu isi udang, jamur enoki goreng special, kangkung terasi & kaylan bawang putih. Setengah jam berlalu, pesanan kami datang bersamaan dengan datangnya rombongan kedua yang sudah kelaparan.
Berhubung yang memilih menu adalah Bos saya, laki-laki, maka yang dipilih adalah sajian berbumbu minimalis. Sebagai hidangan pembuka adalah tahu isi udang & jamur enoki goreng. Tahunya besar dan mantap, isinya banyak, campuran udang dan sayur, digoreng tepung, renyah dan nikmat. Jamur enoki adalah jamur yang bentuknya mirip toge tapi panjang-panjang, digoreng tepung sampai garing, rasanya gurih dan kriuk-kriuk. Hmm my favorit.
Hidangan selanjutnya adalah udang & kerang batik rebus. Baru sekali ini saya makan kerang batik, dimana dagingnya berwarna kuning. Kedua sajian ini sangat fresh, sehingga ketika dimakan terasa lembut, kres serta bersemu manis, semakin nikmat bila dicocol dengan sambal yang bercitarasa asam.
Kemudian ikan kerapu tikus, kerapu cantang dan cumi, semuanya dibakar. Caranya, seafood yang sudah dilumuri bumbu dibakar sampai agak gosong, lalu dibalur bumbu lagi sebelum dihidangkan. Rasa bumbunya yang pedas manis gurih sudah meresap kedalam daging. Tapi kalau saya yang pilih, pasti salah satu kerapunya saya masak steam.
Terakhir, ini dia yang saya tunggu-tunggu, yaitu kepiting king jantan. Wuih ukurannya besar banget. Kepiting yang cangkangnya berwarna merah ini dimasak chinesse herbal. Coba kalau saya yang pilih menunya, pasti saya masak lada hitam atau saus padang. Tapi saya tidak jadi kecewa, lantaran ternyata olahan chinesse herbal yang berbumbu minimalis ini semakin menonjolkan rasa asli si kepiting. Daging kepiting yang gemuk, lembut dan bersemu manis ini semakin nikmat dimakan, dikorek-korek dan dihisap-hisap. Untung ngga semua orang doyan makan kepiting, malah ada pula yang malas menyantapnya, sehingga kepiting bagian saya jadi semakin banyak deh. Hmm puaaas?
Pertama kali, saya pikir pesanan kami terlalu banyak, tapi ternyata ludes juga. Ketika sedang asyik mengobrol sambil menikmati dessert buah potong, datang sebuah kejutan. Serombongan waitress datang sambil bernyanyi dan membawa aneka tetabuhan, sambil membawa bakpau raksasa yang dikelilingi oleh bakpau-bakpau kecil. Diatasnya ditancapkan sebatang lilin untuk ditiup oleh Lisbeth, teman saya yang berulangtahun. Lucunya lagi, lilin tsb tidak mati-mati walau ditiup berulangkali, sehingga ruangan restaurant langsung heboh oleh ketawa kami dan ketawa pengunjung lain. Puas mengerjai Lisbeth yang mukanya merah padam, diapun diberi bingkisan kenang-kenangan dari Bandar Djakarta.
Waktu sudah menunjukkan pk 9 malam, time to go home. Saya pun mengurus pembayaran. Saya lihat harga seafood termahal dimenangkan oleh ikan kerapu tikus @ Rp 588.000/ons, Kepiting @ Rp 268.000/ons (untung diskon 50%), kerapu cantang @ Rp 248.000/ons, udang @ Rp 208.000/ons, cumi @ Rp 78.000/ons dan kerang @ Rp 42800/ons. Itu belum termasuk ongkos masak loh yaitu Rp 120.000 karena kami memilih menu dari pasar ikan hidup. Kalau harga minuman dan menu pelengkap lainnya sih standard saja, antara 10 sampai 25ribuan. Hmm kasian juga Lisbeth, akhirnya setengah dari bill tsb kami tanggung bersama. Terima kasih dan jangan kapok ya Lisbeth.
Rombongan mobil saya otomatis sampai duluan. Wah saya kaget melihat tempatnya yang tersembunyi didalam kompleks apartemen Green Bay, yaitu dibelakang kantor pemasarannya. Ketika saya lihat billboardnya, resto ini berjudul Seafood City by Bandar Djakarta. Wah tempatnya keren banget, seolah-olah kita makan diatas kapal yang sedang berlabuh didermaga. Area paling depan adalah pasar ikan hidup. Berbagai seafood hidup komplit tersedia disini. Dibelakangnya ada tempura dan sashimi corner. Tempat makannya terbagi menjadi 2 area yaitu indoor dan outdoor. Area outdoor terlihat romantis, yaitu makan dibawah temaram lampu gantung dan kerlip lilin, dengan latar belakang deburan ombak. Tapi kami sendiri sudah reserved tempat diruang ber AC yang lebih nyaman, dengan dinding kaca, sehingga kami tetap bisa menikmati suasana malam yang indah.
Sambil menunggu rombongan kedua yang datang, kami bergegas memilih aneka seafood dipasar ikan. Pilihan seafood kami adalah udang vaname hidup, kepiting king jantan, kerang batik, cumi serta ikan kerapu tikus dan cantang fresh. Menu pelengkap lainnya adalah tahu isi udang, jamur enoki goreng special, kangkung terasi & kaylan bawang putih. Setengah jam berlalu, pesanan kami datang bersamaan dengan datangnya rombongan kedua yang sudah kelaparan.
Berhubung yang memilih menu adalah Bos saya, laki-laki, maka yang dipilih adalah sajian berbumbu minimalis. Sebagai hidangan pembuka adalah tahu isi udang & jamur enoki goreng. Tahunya besar dan mantap, isinya banyak, campuran udang dan sayur, digoreng tepung, renyah dan nikmat. Jamur enoki adalah jamur yang bentuknya mirip toge tapi panjang-panjang, digoreng tepung sampai garing, rasanya gurih dan kriuk-kriuk. Hmm my favorit.
Hidangan selanjutnya adalah udang & kerang batik rebus. Baru sekali ini saya makan kerang batik, dimana dagingnya berwarna kuning. Kedua sajian ini sangat fresh, sehingga ketika dimakan terasa lembut, kres serta bersemu manis, semakin nikmat bila dicocol dengan sambal yang bercitarasa asam.
Kemudian ikan kerapu tikus, kerapu cantang dan cumi, semuanya dibakar. Caranya, seafood yang sudah dilumuri bumbu dibakar sampai agak gosong, lalu dibalur bumbu lagi sebelum dihidangkan. Rasa bumbunya yang pedas manis gurih sudah meresap kedalam daging. Tapi kalau saya yang pilih, pasti salah satu kerapunya saya masak steam.
Terakhir, ini dia yang saya tunggu-tunggu, yaitu kepiting king jantan. Wuih ukurannya besar banget. Kepiting yang cangkangnya berwarna merah ini dimasak chinesse herbal. Coba kalau saya yang pilih menunya, pasti saya masak lada hitam atau saus padang. Tapi saya tidak jadi kecewa, lantaran ternyata olahan chinesse herbal yang berbumbu minimalis ini semakin menonjolkan rasa asli si kepiting. Daging kepiting yang gemuk, lembut dan bersemu manis ini semakin nikmat dimakan, dikorek-korek dan dihisap-hisap. Untung ngga semua orang doyan makan kepiting, malah ada pula yang malas menyantapnya, sehingga kepiting bagian saya jadi semakin banyak deh. Hmm puaaas?
Pertama kali, saya pikir pesanan kami terlalu banyak, tapi ternyata ludes juga. Ketika sedang asyik mengobrol sambil menikmati dessert buah potong, datang sebuah kejutan. Serombongan waitress datang sambil bernyanyi dan membawa aneka tetabuhan, sambil membawa bakpau raksasa yang dikelilingi oleh bakpau-bakpau kecil. Diatasnya ditancapkan sebatang lilin untuk ditiup oleh Lisbeth, teman saya yang berulangtahun. Lucunya lagi, lilin tsb tidak mati-mati walau ditiup berulangkali, sehingga ruangan restaurant langsung heboh oleh ketawa kami dan ketawa pengunjung lain. Puas mengerjai Lisbeth yang mukanya merah padam, diapun diberi bingkisan kenang-kenangan dari Bandar Djakarta.
Waktu sudah menunjukkan pk 9 malam, time to go home. Saya pun mengurus pembayaran. Saya lihat harga seafood termahal dimenangkan oleh ikan kerapu tikus @ Rp 588.000/ons, Kepiting @ Rp 268.000/ons (untung diskon 50%), kerapu cantang @ Rp 248.000/ons, udang @ Rp 208.000/ons, cumi @ Rp 78.000/ons dan kerang @ Rp 42800/ons. Itu belum termasuk ongkos masak loh yaitu Rp 120.000 karena kami memilih menu dari pasar ikan hidup. Kalau harga minuman dan menu pelengkap lainnya sih standard saja, antara 10 sampai 25ribuan. Hmm kasian juga Lisbeth, akhirnya setengah dari bill tsb kami tanggung bersama. Terima kasih dan jangan kapok ya Lisbeth.