Labels
- Kuliner Jakarta (224)
- Dakwah (99)
- Kuliner Bandung (53)
- Kuliner Tangerang (53)
- Pengalaman (37)
- yukmakan (20)
- Artikel (17)
- Detik Food (17)
- Kuliner Jateng (15)
- Kuliner Bogor (14)
- Kuliner Jabar (13)
- FOTO-FOTO (11)
- Hotel (6)
- Resep (6)
- Kuliner Cirebon (5)
- Kuliner Jatim (4)
- Kuliner Kalimantan Selatan (4)
- Kuliner Lampung (4)
- Prakarya (4)
- Kuliner Bali (3)
- Kuliner Medan (3)
- Jualan (2)
- Kuliner Thailand (2)
- Kuliner Malaysia (1)
- Kuliner Singapore (1)
- Kuliner Sulawesi (1)
- Novel (1)
Thursday, April 22, 2010
SAYUR ASEM NOSTALGIA DI PURWAKALIH BOGOR (*)
Hari Minggu itu, entah kenapa, tiba-tiba suami saya ngidam berat. Sejak pagi dia sudah ribut mengajak saya makan siang dengan sayur asem. Tapi bukan sembarang sayur asem, melainkan sayur asem nostalgia semasa dia kuliah di kota Bogor. Waduh, makan sayur asem saja sampai jauh-jauh ke Bogor, pikir ku. Tapi penasaran juga sih ingin mencicipi. Lagipula bisa sekaligus berjalan-jalan & berbelanja buah-buahan serta asinan Bogor. Hmm asyik.
Letak rumah makan ini, bila kita keluar dari tol Bogor, langsung belok kiri ke jl. Padjajaran, di pertigaan besar sebelum Ekalokasari ambil arah kanan & mengambil jalan satu arah ke jl. Lawanggintung. Nah sampai disini jangan mengemudi terlalu cepat, hati-hati jangan sampai terlewat, karena setelah tikungan, kita akan menemukan sebuah rumah makan sederhana disebelah kanan jalan, yang telah dipenuhi oleh mobil-mobil yang parkir. RM ini ditutupi sebuah spanduk bertuliskan RM Purwakalih (sayur asem), dengan alamat di jl. Batutulis Lawanggintung no 11, telpon 0251-383 034 / 384 002.
RM ini benar-benar sederhana & terbuka tapi bersih & ramai oleh pengunjung. Suasananya sangat kekeluargaan karena tempat duduknya berupa meja kursi kayu yang panjang, sehingga kita bisa duduk bersama-sama dengan pengunjung lainya. Di setiap meja telah disediakan aneka lauk yaitu aneka pepesan seperti pepes ikan mas, ikan peda, jamur, dll. Lalu aneka gorengan seperti tahu, tempe goreng tepung, ikan kembung, empal, ayam goreng, babat & bakwan jagung. Tak lupa lalap & sambal merah mentah. Karena pengunjungnya lumayan ramai, maka kita menjadi agak berebut lauk dengan pengunjung lainnya.
Setelah memesan nasi putih hangat & sayur asem, kita tinggal memilih lauk yang tersedia di meja. Semua lauk disini kelihatan menggiurkan, masih hangat & ukurannya besar-besar. Terutama penampilan bakwan udangnya sungguh mantap, berukuran besar & bertaburan udang. Tapi walaupun begitu, lauk pilihan saya adalah ayam goreng yang ditaburi bubuk bumbu lengkuas serta tempe goreng tepung. Suami saya memilih empal, tahu goreng & tumis jamur.
Ketika sayur asem dihidangkan, penampilannya yahud sekali, yakni berisi potongan kacang panjang, nangka muda, labu siam & jagung. Warna kuah nya yang agak kemerahan semakin mengundang kami untuk segera mencicipinya. Rasanya wow sungguh segar tapi tidak terlalu asam & agak pedas. Hmm memang beda, ini sayur asem khas sunda. Pantes kalau suami saya kangen.
Saya mulai mencuil daging ayamnya lalu saya suap bersama cocolan sambal merah mentah. Rasanya duaar dimulut, ayamnya empuk & gurih, serta bumbu kremesannya itu loh rasanya asin, jadi sangat cocok bila diaduk dengan nasi. Yummy. Sedangkan empal suami saya ukurannya super besar, empuk & rasanya manis-manis gurih. Hmm enak deh. Tak lupa pepes jamur kancing nya yang agak berkuah itu juga rasanya segar, enak & gurih.
Makan siang kami ini sangat berkesan dengan belaian semilir angin & hiburan lagu-lagu lawas dari sang pengamen yang bersuara merdu. Pengamennya oke juga loh, selain merdu dia juga menguasai banyak lagu baik lagu pop Indonesia maupun barat. Sehingga tak terasa 1 porsi nasi yang biasanya jarang saya habiskan, sekarang menjadi licin tandas. Kenyaaang & puaaas…
Nah mengenai harganya juga sangat ramah dikantong, rata-rata dibawah Rp 10.000an. Sehingga kami makan berdua saja tidak sampai Rp 50.000. Wah wah bikin ketagihan saja.
Friday, April 09, 2010
ULASAN KULINER : SEAFOOD LESTARI (*)
Saat itu hujan lebat, kami ada dikawasan pluit, siang hari, dan perut kami keroncongan minta diisi. Ugh makan dimana ya dikawasan ini ? Akhirnya kami menuju mall Pluit Junction. Tapi tiba-tiba ditengah jalan, mata kami tertumbuk pada sebuah rumah makan bernama Seafood Lestari, Jl Pluit Putera Raya blok A-1, dimana pekarangannya dipenuhi oleh parkiran mobil, serta terlihat asap hasil pembakaran seafood yang membumbung tinggi. Hmm hmm jadi tergoda. Maka langsung berbeloklah kami kesini.
Setelah kami bertanya pada pelayan mengenai kehalalan sajian disini, kami pun berlari kecil sambil menghindari percikan air hujan, memasuki rumah makan ini. Rumah makan berpenampilan sederhana tapi bersih & lumayan luas, terdiri dari 2 bagian yaitu ruang dalam yang ber AC & ber live music, tapi telah dipenuhi oleh pengunjung, dan dibagian teras, tempat kami duduk.
Pilihan menu disini lumayan beragam loh tapi pilihan kami jatuh kepada tim ikan kerapu, kepiting soka goreng tepung & toge ikan asin. Ketika sajian ini datang, wah wah penampilannya menggiurkan juga. Tim ikan kerapu disajikan diatas piring aluminium yang selalu dipanasi api kecil dibawahnya. Daging ikan yang putih menyembul lewat belahan yang memanjang, dihiasi irisan jahe serta taburan daun ketumbar diatasnya, serta genangan kuah yang berwarna coklat dan sedikit berminyak, memperkuat godaan hati untuk langsung menyantapnya. Hmm daging ikan yang lembut, agak manis sedikit gurih & tidak amis serta dihiasi aroma unik daun ketumbar & jahe semakin merangsang lidah untuk bergoyang. Ditambah lagi rasa kepiting soka goreng tepung yang garing & kriuk semakin melengkapi rasa yummi dilidah. Tumisan toge nya oke juga, kering tak berkuah, ditaburi ikan teri medan, terasa segar. Tak terasa badan semakin hangat walaupun ditengah guyuran hujan.
Tapi yang paling penting, makan disini selain enak & segar adalah harganya. Kepiting sokanya Rp 29.000, ikan kerapu Rp 10.000/ons serta tumis toge Rp 12.500. Jarang-jarang nih makan seafood dibawah cepe. Lumayan recommended. Kalau mau kesini jangan lupa telpon dulu di 021 2732 8999 / 662 0869. Jam buka pk 11-22 kecuali weekend bisa sampai pk 24. Selamat datang di Pluit.
Tempura Uramaki Hmm... Oishii Desu Ne! (**)
This summary is not available. Please
click here to view the post.
Wednesday, April 07, 2010
Sebuah cerita di Sentul City
Gara-gara pengen nonton balon udara yang pertama di Indonesia yang diselenggarakan selama 3 hari sejak Jumat tg 26-28 Maret 10 di Sentul City, Bogor, JaBar, jadilah aku pas Jumat itu menghabiskan cuti menuju Sentul bersama geng Kepompong. Dari Jakarta berangkat pk 12 an, di jalan tol sudah ada Signboard yang berjudul “1st Indonesian Hot Air Balloon Adventure” yang menunjuk arah keluar tol Jagorawi di km 36. Sesampainya di gerbang Sentul City, panitia mengatakan kami harus parkir disitu lalu naik bis (gratis, yang disediakan panitia) lagi menuju pertunjukan balon karena jaraknya agak jauh sekitar 200 meteran. Tapi perut lapar kami tak bisa diajak kompromi, sehingga kami meneruskan perjalanan ke Taman Budaya Sentul City untuk makan siang.
Area ini merupakan area wisata bermain anak, lapangan golf & tempat makan. Disini ada 2 restoran bersebelahan, yang satu menu unggulannya nasi tutug oncom tapi variasi menu lainnya tidak begitu banyak, sedangkan yang satunya adalah Restoran Pancarsari Leksono yang menyediakan masakan sunda. Sebenarnya kami sudah underestimated makan disini tapi perut yang lapar & tidak ada lagi pilihan membuat kami pasrah, yah paling-paling rasanya standard.
Tapi jadi orang memang ngak boleh sekali-kali meremehkan atau sombong karena nyatanya makanan disini lumayan enak loh. Pesanan kami adalah gurame bakar, karedok, sate ayam & tempe mendoan. Sajian yang sangat umum. Tapi ikan guramenya bakar kecap, bumbunya meresap banget, manis, tidak enek, tidak anyir, nikmat. Sedangkan karedoknya segar banget rasanya, sayurnya kriuk & bumbu kacangnya pas nikmatnya. Kalo sate & mendoan sih biasa aja. Tapi kalau diajak makan disini lagi, bolehlah diulang. Harganya juga masih masuk akal, gurame Rp 10.000/ons, karedok Rp 13.500, sate Rp 19.000, tempe Rp 7.500 plus minuman & nasi, total Rp Rp 155ribuan.
Setelah perut kenyang kami kembali lagi ketujuan semula yaitu balon udara. Tapi jangan ketawa ya, sesampainya kami ditempat pertunjukkan sekitar pk 15.30 dan cuaca terik sekali, apalagi tempatnya berada dilapangan beraspal yang luas. Tapi mana balonnya? Tanya punya tanya kepada panitia, balonnya belum datang, nanti jam 18an baru datang. Piye toh, udah jauh-jauh, panas pula, waduh.
Tapi kalo adapun juga balonnya, tiket masuknya mahal banget. Untuk menikmati sensasi naik balon udara selama 10 menit (paling sempet foto-foto doang), Anda harus merogoh kocek Rp 100 ribu. Lalu anda juga bisa berkeliling dengan balon udara selama satu jam (adventure) dan panitia mematok biaya Rp 5 juta. Ya ampyun mending naik pesawat Garuda ke Bali deh PP plus nginap dihotel berbintang. Maaf ya.
Area ini merupakan area wisata bermain anak, lapangan golf & tempat makan. Disini ada 2 restoran bersebelahan, yang satu menu unggulannya nasi tutug oncom tapi variasi menu lainnya tidak begitu banyak, sedangkan yang satunya adalah Restoran Pancarsari Leksono yang menyediakan masakan sunda. Sebenarnya kami sudah underestimated makan disini tapi perut yang lapar & tidak ada lagi pilihan membuat kami pasrah, yah paling-paling rasanya standard.
Tapi jadi orang memang ngak boleh sekali-kali meremehkan atau sombong karena nyatanya makanan disini lumayan enak loh. Pesanan kami adalah gurame bakar, karedok, sate ayam & tempe mendoan. Sajian yang sangat umum. Tapi ikan guramenya bakar kecap, bumbunya meresap banget, manis, tidak enek, tidak anyir, nikmat. Sedangkan karedoknya segar banget rasanya, sayurnya kriuk & bumbu kacangnya pas nikmatnya. Kalo sate & mendoan sih biasa aja. Tapi kalau diajak makan disini lagi, bolehlah diulang. Harganya juga masih masuk akal, gurame Rp 10.000/ons, karedok Rp 13.500, sate Rp 19.000, tempe Rp 7.500 plus minuman & nasi, total Rp Rp 155ribuan.
Setelah perut kenyang kami kembali lagi ketujuan semula yaitu balon udara. Tapi jangan ketawa ya, sesampainya kami ditempat pertunjukkan sekitar pk 15.30 dan cuaca terik sekali, apalagi tempatnya berada dilapangan beraspal yang luas. Tapi mana balonnya? Tanya punya tanya kepada panitia, balonnya belum datang, nanti jam 18an baru datang. Piye toh, udah jauh-jauh, panas pula, waduh.
Tapi kalo adapun juga balonnya, tiket masuknya mahal banget. Untuk menikmati sensasi naik balon udara selama 10 menit (paling sempet foto-foto doang), Anda harus merogoh kocek Rp 100 ribu. Lalu anda juga bisa berkeliling dengan balon udara selama satu jam (adventure) dan panitia mematok biaya Rp 5 juta. Ya ampyun mending naik pesawat Garuda ke Bali deh PP plus nginap dihotel berbintang. Maaf ya.
Tuesday, April 06, 2010
TAHU LEMBANG (**)
Begitu banyak tempat kuliner di daerah Lembang Jawa Barat, salah satunya adalah Tahu Lembang, yaitu sebuat tempat wisata kuliner yang menjual tahu sekaligus pabrik pembuatan tahunya, tersedia juga aneka jajanan tradisional sunda, aneka toko yang menjual makanan, baju (FO), tanaman, areal mainan anak, tempat memetik strawberry bahkan ada fish spa juga loh. Komplit banget. Tapi yang belum pernah kesini pasti tertipu karena ketika memasuki tempat ini, dipagar luar bertuliskan “Tahu Lembang” yang besar tapi ketika masuk sangat mirip SPBU Pertamina. Tapi kalau kita teliti, tulisan yang tertera bukanlah harga bensin melainkan : rest area, drive thru tahu, resto, pasar oleh-oleh, lorong sesat, outbond, mushola, toilet. Nah seru kan. Jadi kalau hanya ingin membeli tahu untuk dibawa pulang, cukup berhenti disini saja. Tapi kalau hendak berwisata, silahkan masuk menuju parkiran didalam.
Jadi ketika kami kesana untuk menjajal wisata kulinernya, didepan pintu masuk kami disambut & digiring langsung ke tempat pembuatan tahunya. Diberi penjelasan mengenai proses produksinya, peralatannya serta bahan-bahan kandungan tahunya sekaligus melihat cara pembuatannya. Heem seru. Nah ini ku kasi tau ya.
Peralatan yang dibutuhkan adalah :
- Tong pencucian kedelai
- Mesin giling
- Tungku perebusan kedelai
- Tong kayu
- Saringan besar & kecil
- Serok cetak
- Cetakan
- Kayu pengaduk
- Tangok
- Kain saringan
- Kain cetakan
- Tampir
Bahan-bahannya adalah :
- Kacang kedelai
- Susu sapi
- Mentega
- Garam
- Bawang putih
- Kunyit
- Air
Proses produksinya :
- Kacang kedelai direndam selama 4 jam
- Kacang kedelai dicuci sampai bersih
- Kacang kedelai digiling sampai lembut
- Kacang kedelai direbus selama 1 jam sambil diaduk-aduk
- Kacang kedelai disaring & dipisahkan antara ampasnya dengan sarinya
- Sari kedelai dicampur susu murni, mentega, garam & biang
- Setelah mengental dimasukkan kedalam cetakan kayu lalu di pres
- Setelah dicetak, tahu dipotong-potong sesuai ukuran
- Setelah dipotong-potong tahu direbus kembali sambil diberi bumbu
- Setelah dingin tahu dibungkus
Nah tuh udah dikasih contekannya, jadi bisa bikin sendiri kan. Tapi daripada cape mending beli aja disini karena tahunya itu enak, empuk, lembut, gurih, tanpa bahan pengawet, kaya protein & yang terakhir pasti sehat, dimakan panas-panas bersama cabe rawit pastilah ketagihan.
Setelah puas mendengar & melihat proses pembuatan tahu, waktunya makan nih. Ada banyak banget pilihan makanan, jadi tempatnya seperti foodcourt yang panjang gitu. Ada tempe mendoan, tahu crispy, susu murni & kedelai, kembang tahu, kupat tahu, tahu kuah, teh Walini buatan PTPN 8, batagor, mi kocok, nasi timbel, liwet, ayam bakar, tumis jamur, karedok, sate kelinci, bebek bakar, pisang bakar, gulali, bajigur, sosis bakar, cireng dan masih banyak lagi, bahkan ada ice cream goreng segala. Heem heem sampe pusing milihnya.
Oh ya ketika pulang jangan lupa membawa oleh-oleh, yaitu tahu goreng isi 12 potong seharga Rp 10.000, tahu mentah isi 10 seharga Rp 20.000 dalam kemasan kotak plastik, tapi ada juga yang seharga Rp 10.000 dalam kemasan besek, tapi tahu nya lebih padat.
Alamat Tahu Lembang di Jl Raya Lembang No 177. Gampang kok, gak bakal nyasar, ancer-ancer ketika mendekati Hotel Grand Lembang, dari jauh tampaklah sebuah SPBU yang sebenarnya adalah POM Tahu alias Pusat Orang Makan Tahu…
Subscribe to:
Posts (Atom)