|
Kuah pindang |
|
Me |
|
Air jeruk murni & es kelapa muda |
|
Sambal sebelum diracik |
|
Ikan seluang |
|
Lalapan mentah + 4 jenis sambal |
|
Sambal sesudah diracik |
|
Ikan belida |
|
Daftar menu |
|
Patin bakar |
|
Udang satang |
|
Patin goreng |
Menikmati masakan ikan
yang berasal dari sungai, hmm apa bedanya ya ? Selama ini saya sebagai orang Jakarta
selalu menikmati ikan laut atau ikan tambak air tawar. Kalau ikan sungai jarang
ada dipasar dan harganya pasti mahal. Nah sekarang mumpung kami sedang berada
di kota Lampung, ada kesempatan untuk mencicipi aneka hidangan ikan sungai khas
Palembang.
Suami saya dulu pernah
bertugas cukup lama di kota Lampung, sehingga dia sudah hafal tempat tempat
kuliner disana. Jadi ketika hari minggu lalu kami ada acara dikota Lampung,
sebelum pulang kami mampir dulu ke RM Rasa Palembang untuk menebus rasa kangen
atas masakan special ikan sungai. RM ini letaknya ada di Jl. Bahari no 39
Panjang alias dekat pelabuhan Panjang.
Rumah makan ini cukup luas,
bisa menampung seratusan orang lah. Walaupun tempatnya sederhana tapi
suasananya terang dan bersih. Ditengah ruangan tersedia meja berukuran panjang
untuk makan rame rame. Ketika kami masuk, ucapan selamat datang terdengar dari
para pelayannya yang berjumlah cukup banyak.
Ketika kami duduk,
sepiring lalapan mentah dan sepiring lalapan matang segera dihantarkan kehadapan
kami. Menyusul 4 mangkok jenis sambal dan masing2 mendapat sepiring sambal yang
belum diolah. Maksudnya adalah diatas piring itu terdapat beberapa potong tomat
kecil, cabe rawit, jeruk limo dan bumbu. Tapi ulekannya ngga dikasih, he he he
unik kan. Suami saya yang sudah paham langsung minta diracik dan jadilah
sepiring sambal lagi. Selain itu langsung disajikan pula sepiring udang, 2
piring ikan seluang, sepiring ikan patin bakar dan 2 mangkok kuah pindang. Tak
lupa kami diberikan piring makan, piring kosong untuk sambal dan kobokan. Kami
belum memesan menu utama, tapi meja kami sudah hampir tidak muat lagi untuk
menampung piring tambahan.
Jangan mencari buku menu
disini karena daftar menu tinggal dibaca didinding yaitu tersedia masakan pepes
ikan belida/baung/patin, pindang ikan baung/patin/kepala belida, ikan baung
tempoyak dan telor ikan. Sedangkan ikan seluang goreng dan udang satang goreng
sudah tersaji dimeja kami, sepiring udang berisi 4 ekor udang besar. Minumannya
tersedia aneka jus, jeruk murni, es kelapa dan es campur. Karena kami berdua
penyuka menu gorengan jadilah kami memesan ikan patin dan belida goreng serta
minuman jeruk murni.
Tak perlu menunggu lama,
pesanan kami segera datang. Segera kami tuangkan nasi hangat ke piring kami
siap menyantap ikan goreng panas. Hmm ikannya enak tenan, empuk, gemuk dan
berlemak, tak ada jejak rasa amis karena telah tertutup bumbu rempah yang telah
meresap ke dagingnya. Apalagi ikan belidanya yang telah dipepes lalu digoreng
menjadi wangi, sedaaap. Menyantap ikan diselingi dengan menyeruput kuah pindang
yang berwarna kecoklatan dan berisi potongan buah nanas, daun bawang serta daun
kemangi menjadikan makan siang kami lebih bersemangat. Rasa asam dan pedas dari
kuahnya terasa lembut dan tidak menohok, ditambah rasa manis yang samar,
menjadikan kuah ini istimewa dan menyegarkan.
Pasangan makan ikan sudah
pastilah sambal. Aneka sambal yang tersedia disini adalah sambal nanas, sambal
mangga, sambah mentah dan sambal matang. Semuanya segar dan pedas walaupun
tidak sampai menonjok. Sambil makan kami mengamati piring lalapan. Banyak daun
dan sayuran yang tidak kami kenal, bahkan ada semacam biji bijian berwarna
hitam yang belum pernah kami lihat. Saking penasarannya kami tanya ke
pelayannya. Rupanya ini adalah jaling yaitu sejenis jengkol yang lebih bau dari
jengkol. Penasaran saya gigit sebutir jaling, dalamnya berwarna hijau seperti
pete dan wuih baunya, maaf saya bukan penggemar jengkol.
Terakhir ikan seluangnya,
bentuknya kecil kecil mirip ikan teri besar atau ukurannya sebesar ikan balita.
Rasanya garing banget, kriuk kriuk, gurih tapi tidak asin, cocok dah untuk
teman makan nasi. Makan siang kami ditutup dengan basuhan air jeruk murni,
bener bener murni dan kental tanpa tambahan es maupun gula, mantap.
Sembari menunggu hitungan
bon makan, kami mengamati banyak foto yang ditempel di dinding samping dapur. Aha
rupanya banyak sekali artis dan pejabat yang sudah berwisata kuliner disini.
Sudah sepantasnya lah karena masakan disini khas dan rasanya lezat. Bagaimana
dengan harganya ? Sepotong ikan patin dihargai Rp 24.000, seporsi ikan seluang
Rp 18.000 dan yang paling mahal adalah ikan belidanya yaitu diatas Rp 50.000.
maklumlah karena ikan belida adalah ikan yang sulit didapat dan hampir langka. Terakhir
air jeruk murninya Rp 18.000.
Nah buat yang ingin makan
kesini bisa telpon dulu ke 0721 31747. Menurut suami saya kalau makan disini pas
dihari kerja sungguh ramai dan antri. Untunglah kami datang dihari Minggu jadi
pengunjung cukup lengang. Selamat mencoba ikan sungai sajian tradisional khas
Sumatera Selatan.