http://www.yukmakan.com/review/members/Warung%20Betawi%20Haji%20Muhayar/3684/sajian-hot-di-rm-betawi-h.-muhayar-
Rumah
makan betawi ini gaungnya sudah lama terdengar didunia wiskul karena menyajikan
menu khas betawi yang jarang disajikan di RM lainnya yaitu aneka ikan berbumbu
pecak. Masakan bumbu pecak adalah ikan yang disiram kuah pecak yaitu campuran
rempah yang terdiri ulekan cabai merah, bawang merah, jahe, kunyit dan jeruk
nipis, sehingga rasa yang keluar dari pecak itu asam pedas dan sedikit asin
yang sempurna. Penasaran?
Weekend lalu, tiba tiba suami saya bilang pengen makan yang pedes pedes sampe keringetan, katanya. Dan dia pun teringat, pernah diajak makan temennya disebuah rumah makan betawi dekat Ragunan, sepulang rapat dari Departmen Pertanian. Tempatnya rame dan terkenal loh, kita kesana yuk, kamukan belum pernah, ajaknya. Oke deh, sahut saya.
Setibanya disana, wow memang rame ya. Walaupun berupa rumah makan sederhana yang terbuka, dipinggir jalan Taman Margasatwa no 8 Pasar minggu, samping Telkom Ragunan, tapi mobil mobil yang parkir tampak memenuhi pinggiran jalan. Bila semua meja telah penuh terisi, kita harus rela berbagi meja makan dengan pengunjung lainnya, terutama bila pengunjungnya hanya berdua seperti kami.
Menu yang ditawarkan disini adalah ayam kampung, ikan gurame, ikan mas dan ikan lele, bisa pilih digoreng saja atau diguyur bumbu pecak. Sedangkan ikan mas bisa dipepes atau dibakar. Pelengkapnya ada sayur asem, tahu tempe serta ati ampela ayam kampung. Kalau minuman andalannya paling paling es jeruk atau es teh manis.
Karena kami berdua tidak terlalu suka masakan basahan, maka pilihan menu siang ini adalah ayam goreng, ikan mas goreng, ati ampela, tahu tempe, sayur asem, krupuk serta es jeruk. Sedangkan aneka lalapan dan sambal terasi sudah tersedia dimasing masing meja makan.
Tak perlu menunggu lama, aneka pesanan kami pun dengan cepat terhidang dimeja. Aneka gorengan tampak menggiurkan, berwarna kecokelatan hasil penggorengan dengan minyak panas yang tinggi, sehingga hasilnya garing diluar, lembut didalam. Baik ikan, ayam dan ati ampela, semuanya terasa gurih akibat bumbu yang telah meresap, serta tanpa perlawanan dari gigi ketika mengunyah. Tak lupa kami cocol sambal terasinya, wuih pedasnya bener bener nonjok sampai muka kami merah kepanasan. Sambalnya bener bener seger baru diulek serta berteksturnya kasar. Saya sampai menambahkan kecap manis untuk meredam rasa pedasnya. Yang uniknya lagi sayur asemnya itu loh yaitu berisi potongan besar nangka muda, labu siam, jagung, daun melinjo, kacang bogor (dengan kulitnya) dan oncom. Kuahnya bening dan rasanya murni asam segar serta sedikit gurih. Mantap.
Saking lahapnya kami menyantap hidangan, tak terasa keringat pun membanjiri baju kami, akibat dari lauk pauk yang panas baru digoreng, sambalnya yang pedas menohok serta cuacanya pun puanas, bener bener hot deh. Untung ada segelas es jeruk nan manis sebagai penyejuk, jadi tubuh terasa mak nyes kembali.
Bila makan disini tak perlu ingat program diet, nikmati saja sajian lezat yang ramah dikantong, sekalian melestarikan resep warisan budaya betawi.
Weekend lalu, tiba tiba suami saya bilang pengen makan yang pedes pedes sampe keringetan, katanya. Dan dia pun teringat, pernah diajak makan temennya disebuah rumah makan betawi dekat Ragunan, sepulang rapat dari Departmen Pertanian. Tempatnya rame dan terkenal loh, kita kesana yuk, kamukan belum pernah, ajaknya. Oke deh, sahut saya.
Setibanya disana, wow memang rame ya. Walaupun berupa rumah makan sederhana yang terbuka, dipinggir jalan Taman Margasatwa no 8 Pasar minggu, samping Telkom Ragunan, tapi mobil mobil yang parkir tampak memenuhi pinggiran jalan. Bila semua meja telah penuh terisi, kita harus rela berbagi meja makan dengan pengunjung lainnya, terutama bila pengunjungnya hanya berdua seperti kami.
Menu yang ditawarkan disini adalah ayam kampung, ikan gurame, ikan mas dan ikan lele, bisa pilih digoreng saja atau diguyur bumbu pecak. Sedangkan ikan mas bisa dipepes atau dibakar. Pelengkapnya ada sayur asem, tahu tempe serta ati ampela ayam kampung. Kalau minuman andalannya paling paling es jeruk atau es teh manis.
Karena kami berdua tidak terlalu suka masakan basahan, maka pilihan menu siang ini adalah ayam goreng, ikan mas goreng, ati ampela, tahu tempe, sayur asem, krupuk serta es jeruk. Sedangkan aneka lalapan dan sambal terasi sudah tersedia dimasing masing meja makan.
Tak perlu menunggu lama, aneka pesanan kami pun dengan cepat terhidang dimeja. Aneka gorengan tampak menggiurkan, berwarna kecokelatan hasil penggorengan dengan minyak panas yang tinggi, sehingga hasilnya garing diluar, lembut didalam. Baik ikan, ayam dan ati ampela, semuanya terasa gurih akibat bumbu yang telah meresap, serta tanpa perlawanan dari gigi ketika mengunyah. Tak lupa kami cocol sambal terasinya, wuih pedasnya bener bener nonjok sampai muka kami merah kepanasan. Sambalnya bener bener seger baru diulek serta berteksturnya kasar. Saya sampai menambahkan kecap manis untuk meredam rasa pedasnya. Yang uniknya lagi sayur asemnya itu loh yaitu berisi potongan besar nangka muda, labu siam, jagung, daun melinjo, kacang bogor (dengan kulitnya) dan oncom. Kuahnya bening dan rasanya murni asam segar serta sedikit gurih. Mantap.
Saking lahapnya kami menyantap hidangan, tak terasa keringat pun membanjiri baju kami, akibat dari lauk pauk yang panas baru digoreng, sambalnya yang pedas menohok serta cuacanya pun puanas, bener bener hot deh. Untung ada segelas es jeruk nan manis sebagai penyejuk, jadi tubuh terasa mak nyes kembali.
Bila makan disini tak perlu ingat program diet, nikmati saja sajian lezat yang ramah dikantong, sekalian melestarikan resep warisan budaya betawi.