1. Bali Seafood : jl. Wastu Kencana no. 57
2. Café Bali : Jl RE Martadinata no. 215, telpon 022 7217 490
3. Ikan Bakar Jimbaran : Jl. Sulanjana no. 14, telpon 022 4209 415 / 4230 539
4. Bali Heaven (Baven) : Jl.Pasir Kaliki no.185-189
|
Baven |
|
Baven |
|
Baven |
|
Baven |
|
Baven |
|
Baven |
|
Bali Seafood |
|
Bali Seafood |
|
Bali Seafood |
|
Bali Seafood |
|
Bali Seafood |
|
Cafe Bali |
|
Cafe Bali |
|
Cafe Bali |
|
Cafe Bali |
Aneka masakan seafood segar & lengkap di Bali Seafood (*)
Bapak mertua saya penggemar masakan ikan bakar. Sejak tinggal di Bandung dia hobi berburu tempat yang menyajikan masakan ikan bakar. Diantaranya ada 2 tempat yang pernah dia ajak kami kesana yaitu Ikan Bakar Jimbaran, Jl. Sulanjana no 14 dan Bali Seafood, jl. Wastu Kencana no 57. Kedua tempat itu bernuasa Bali. Tapi kali ini saya mau membahas Bali seafood karena kami sekeluarga, berempat belas anak cucunya, baru saja makan disana pas malam takbiran Idul Adha lalu.
Resto ini menyediakan aneka jenis masakan seafood yang lumayan lengkap. Sebelum mencari tempat duduk, sebaiknya singgah dulu ketempat pemesanan di depan pintu masuk. Aneka seafood segar tersedia disini, tinggal kita pilih seafood mana yang kita sukai dan ingin dimasak seperti apa.
Ngga tanggung tanggung, kakak ipar saya memilih lebih dari 10 jenis masakan yaitu kepiting jantan saus tiram & saus Singapore, ikan baronang bakar, ikan kerapu goreng, cumi goreng crispy, udang windu bakar & saus mentega, kerang darah rebus & saus padang, cah kangkung bawang putih, cah baby kaelan, serta sop asparagus. Huaaa banyak banget. Sambil menunggu pesanan kami datang, pelayan mengantarkan camilan pembuka yaitu otak otak.
Saking banyaknya pesanan kami, saya tidak bisa mencicipi semua masakan. Sajian pertama yang datang adalah kerang darah rebus yang langsung habis diserbu. Kemudian saya mengambil kepiting masak Singapore, yaitu kepiting yang diselimuti saus kental berwarna merah, yang berasal dari campuran telur, sehingga rasanya manis gurih. Hampir semua orang suka masakan ini, tapi ada kelemahannya. Hati hati ketika menyendok sausnya karena banyak mengandung serpihan kulit kepiting yang keras, awas keselek.
Masakan kedua adalah kerang darah saus padang, walaupun warna merahnya garang serta banyak mengandung serpihan cabai dan daun bawang, tapi rasa pedasnya masih bisa ditolerir. Masakan ikan kerapu goreng dan cumi goreng crispy hampir serupa yaitu sama sama dibalut tepung tipis dan ditaburi serabut telur. Hmm kedoyanan saya nih, yang garing garing. Lalu udang windu bakarnya besar besar dan manis karena dibumbui kecap.
Ada 2 masakan yang saya kurang doyan yaitu ikan baronang bakar yang rasanya manis bersemu pahit karena kegosongan & dagingnya sedikit keras karena kekeringan serta sop asparagus kepiting yang rasanya agak hambar. Ah sayang sekali. Menu lainnya tidak sempat saya cicipi karena perut sudah tidak kuat menampung.
Oh ya ada satu lagi kekurangan yang cukup fatal bagi kami yaitu tidak disediakan sambal pendamping yang layak. Andaikata disediakan berbagai jenis sambal kondimen semisal sambal mangga atau dabu dabu, dijamin sajian seafood disini pasti jauh terdongkrak.
Jagung bakar rasa Barbeque di Café Bali (**)
Merayakan lebaran Idul Adha di rumah kakak ipar, di Bandung, pasti disajikan menu khas lebaran yaitu ketupat, opor ayam dan kawanannya. Begitupula ketika kami berkunjung ke rumah sanak family yang lain. Bosan juga seharian makan ketupat disana sini dan agak sedikit enek akibat dari masakan yang bersantan.
Karena itu suami sengaja mengajak saya berkeliling untuk mencari tempat makan baru. Ketika melewati jl RE Martadinata, tak sengaja kami melihat sebuah resto yang ramai oleh pengunjung. Padahal kami sering sekali melewati daerah ini, tapi baru kali ini kami berniat mencobanya, yaitu Café Bali di jl RE Martadinata no 215.
Resto ini lumayan luas karena berasal dari 2 kavling bangunan yang dijadikan satu. Apabila kita duduk dibagian kavling bagian kiri, akan diberikan sebuah buku menu yang isinya tak hanya masakan khas Bali atau Indonesia, melainkan tersedia juga masakan khas Eropa yaitu steak, pasta, dll. Tapi apabila kita menyebrang ke kavling sebelah kanan, disini tersedia berbagai masakan Indonesia yang disajikan diatas rak display, sehingga kita tinggal menunjuk masakan yang diminati, lalu masakan tsb dipanaskan dulu sebelum dihidangkan kehadapan kita.
Kami memilih duduk dikavling kiri dan siap memesan dari buku menu. Ketika itu saya melihat beberapa pengunjung yang memesan jagung bakar. Wuah kayanya nikmat banget menikmati jagung bakar dalam cuaca dingin dingin begini, hujan rintik rintik dan perut pun tidak terlalu lapar. Ada 2 pilihan rasa jagung yaitu rasa Barbeque dan rasa Caramel. Wah saya pasti pilih yang asin dong yaitu rasa BBQ. Secangkir hot chocolate pun saya pilih untuk mendampingi kudapan ini. Suami saya yang lapar memilih nasi bebek Bali dan es cincau. Sebagai appertizer kami memesan lumpia Vietnam.
Sambil menunggu pesanan datang, kami sibuk berfoto-foto. Kebetulan kami duduk di teras belakang, dimana disampingnya terdapat halaman yang rimbun oleh tanaman hias. Interior ruangannya itu sendiri terdiri dari berbagai furniture yang terbuat dari kayu dan bergaya tradisional, begitupula dengan aksesoris pelengkapnya seperti lampu, patung, piring keramik, vas bunga, dll bergaya khas Jawa.
Puas berfoto kami siap menikmati sajian. Yang pertama adalah lumpia Vietnam, yaitu 2 potong lumpia yang isinya mirip otak otak, lalu dikerat kerat sehingga hasilnya menjadi agak kering setelah digoreng, disajikan bersama saus sambal kacang yang rasanya asam manis. Kemudian jagung bakar penampilannya menggiurkan banget, ukurannya besar, ditusuk seperti sate, agak sedikit gosong serta berlumuran bumbu barbeque yang berwarna merah. Ketika dimakan, rasa pedas asam manis asin menyeruak dimulut, hmm enak banget. Jagungnya sendiri empuk dan manis, mantap deh.
Tak lupa saya sempatkan untuk mencicipi nasi bebek bali nya yaitu nasi yang dibungkus daun pisang disajikan bersama bebek yang digoreng kering, rempeyek kacang, lalapan serta 4 macam sambal dan acar, yaitu sambal rawit, acar bawang, acar cabe besar, dan tumis labu siam. Saya cicipi bebek gorengnya yang berwarna coklat kehitaman, hmm enak, garing banget dan bumbunya gurih meresap kedalam daging.
Semua sajian ini dihargai dengan pantas yaitu Rp 42.500 untuk nasi bebek. Sedangkan harga jagung Rp 9.000, minuman @ Rp 15.000 dan lumpia Rp 12.000. Masih banyak menu lain yang patut kami jajal, karena itu kami pasti kembali dilain waktu.
BALI HEAVEN – FO BANDUNG RASA BALI (*)
Jangan bingung melihat judulnya, katanya ulasan kuliner tapi judulnya FO. Karena FO ini punya keistimewaan yaitu super lengkap karena selain menjual produk fashion, tersedia juga salon untuk spa & perawatan kecantikan khas Bali, toko oleh oleh dan kerajinan khas Bali serta ada cafe nya.
FO ini terletak di persimpangan jalan Pasirkaliki & Pasteur, tepatnya di Jl.Pasir Kaliki No.185-189 Bandung. Selain arsitektur bangunan dan interior yang bergaya khas Bali, lengkap dengan pura sebagai pintu gerbangnya, pendengaran kita juga dibuai dengan alunan music gamelan angklung khas Bali.
Seperti biasa kami penasaran dengan kuliner yang tersedia disana, karena selain tempatnya cukup luas dan indah, apabila datang dimalam hari akan terlihat semakin romantic, pengunjung pun terlihat memadati tempat ini.
Ada 3 jenis menu yang tersedia disini yaitu masakan khas Bali, “Just sosis resto” yang menyajikan menu sosis & bratwursh (sosis khas Jerman), steak, burger, hotdog & nasi goreng, serta “Baso Bedugul” yaitu aneka baso isi, mi, batagor, siomay, serta tahu lembang.
Setelah kami bertanya, menu unggulan yang sering dipesan adalah Dragon sosis yaitu sosis sepanjang 40cm yang disajikan dengan siraman mayonaisse, keju, saus tomat dan sambel kemudian juga di bagian pinggirnya ada irisan kentang goreng serta keripik singkong. Sayangnya kami kurang tertarik memakan sosis sebesar itu.
Menu unggulan lainnya adalah nasi goreng kelapa yaitu nasi goreng yang disajikan didalam batok kelapa. Nah ini suami saya langsung berminat, apalagi setelah melihat banyak pengunjung yang sedang menikmati nasi goreng tsb. Sedangkan pilihan saya adalah chicken steak. Sebagai appertizer kami memesan semangkok baso yang berisi baso keju, baso telur dan baso urat.
Menurut saya rasa basonya standard saja. Nah kalau nasgornya cukup unik yaitu nasi goreng seafood yang ditaruh didalam batok kelapa muda, disajikan bersama telur dadar, krupuk udang dan acar. Uniknya potongan kelapa mudanya pun dicampur dan digoreng bersama nasi sehingga ada sensasi rasa manis disela sela gigitan. Terakhir penampilan chicken steaknya yang biasa banget yaitu dada ayam yang di grill disajikan bersama tumis sayuran yang berasal dari frozen vegetable serta disiram saus jamur, rasanya pun standard abis. Walapun begitu sayang melewatkankan tempat ini, karena setelah kenyang, kita bisa langsung belanja belanji product fashion yang sedang trend.