Sepulang menginap dari rumah saya, mertua saya kembali lagi ke Bandung. Tetapi ketika saya telpon untuk mengecek sudah sampai berapa jauh perjalanannya, beliau malah mengatakan masih berada didalam mobil, menunggu supirnya yang sedang mengantri membeli ikan patin bakar dalam bambu di Cimanggis. Loh ? Tumben Bapak rela menunggu di mobil begitu lama, di siang hari bolong nan panas pula. Hmm seberapa enak kah ikan itu, pikirku dalam hati.
Ketika ku ceritakan kepada suami, dia malah semangat, “cobain yuk” katanya. Gayung pun bersambut. Hari Minggu ini kami langsung menuju Cimanggis setelah mencari-cari info alamatnya di “uncle” Google (abis kalau tanya Bapak jawabannya cuma “deket pintu keluar tol Cimanggis”, ngga jelas !). Searching menghasilkan info berikut : Pondok Ikan Bakar Kalimantan, jl. Raya Tapos no. 1 Cimanggis, telpon 021 875 1395 / 876 2217. Karena takut kesasar, kami pun menelpon dulu untuk memastikan arahnya. Menurut arahan mba Susan (si penerima telpon), kami harus keluar tol Cimanggis, lalu menuju perumahan Taman Arcadia Mediterania (deket dari pintu tol, katanya), karena rumah makan ini persis disamping kompleks perumahan tsb. “Tapi harus pesan dulu bu, sebab ikan patinnya lama ngebakarnya” katanya. Okelah, “saya pesan 1 dulu mba” kataku.
Petunjuk yang jelas ini sangat mudah diikuti. Kami keluar pintu tol Jagorawi di km 19 arah Cimanggis / Cikeas. Tak berapa lama kami pun sampai disana. Rupanya rumah makan ini berada disamping kiri perumahan Taman Arcadia Mediterania tsb. Lagi pula ada papan bilboardnya yang berwarna kuning mencolok, sehingga mudah terlihat dari kejauhan.
Wuih parkirannya ramai sekali. Dari depan tampak terlihat bangunan rumah makan ini terbuat dari bambu. Tapi setelah masuk kedalam, terlihat adanya penambahan bangunan bata baru yang bersatu disampingnya, sehingga cukup luas untuk menampung banyaknya pengunjung. Pelayan dengan gesit segera mencatat pesanan kami, yang hanya menambah tumis kangkung dan minuman kelapa muda. Habis kami melihat ikan patin pesanan dimeja-meja disamping kami ukurannya besar sekali, jadi takut ngga habis kalau memesan menu lain. Padahal menu lain tak kalah menggiurkannya yaitu aneka masakan ikan gurame, udang & ayam. Lalu ada aneka masakan sayur seperti tumis kangkung, gado-gado serta karedok, serta aneka sop seperti iga, kaki & buntut sapi. Oh ya masakan andalan kedua setelah ikan patin bakar bambu adalah sop ikan gurame loh. Hmm nyam nyam, terbayang kesegaran kuahnya.
Nah sambil menunggu pesanan kami datang, kami berjalan-jalan ke bagian belakang rumah makan ini. Disini ada beberapa kolam yang menampung ikan-ikan tsb. Lalu disebelahnya ada gundukan kelapa muda menggunung disini. Oh ya minuman andalan disini adalah kelapa muda jeruk loh. Disini tersedia juga meja makan bagi pengunjung yang ingin makan di area terbuka. Lalu ada mushola, dan yang terakhir adalah dibagian belakang terdapat deretan alat pemanggang dengan bara api yang sangat besar yang menggunakan bahan bakar sabut & batok kelapa, lalu diatasnya ditata puluhan bambu yang telah berisi ikan. Tapi tidak ada asap yang tersebar & mengganggu pengunjung karena tersedot oleh alat penghisap asap.
Puas melihat-lihat kami pun kembali ke meja. Tak lama pesanan kami pun datang, sepotong bambu gosong yang telah terbelah 2, diatasnya berisi seekor ikan yang terbungkus daun pisang. Ketika daun dibuka, tercium aroma wangi menggoda dari si ikan yang tertimbun bumbu berwarna merah yang berlimpah. Perlahan kami ambil dagingnya dengan sendok dan garpu, hmm sangat empuk dan mudah terlepas dari tulangnya. Tak sabar kami suap bersama nasi hangat, rasanya enak, agak pedas-pedas sedikit, bumbunya meresap, wangi & empuk. Nyam nyam nyam. Sajian ini sungguh menyehatkan karena selain bebas gosong akibat sisa pembakaran (yang menyebabkan kanker), ikan patin terkenal akan proteinnya yang tinggi. Masakan ikan disajikan bersama sepiring sambal & sepiring lalap. Uniknya piringnya itu memiliki 4 cekungan yang berisi 3 macam sambal yaitu sambal merah, sambal mangga muda & potongan cabe bawang. Satu piring lagi berisi lalap, dimana kedua piring tsb ditutup oleh “plastic food wrap” hingga terjamin kebersihannya. Sungguh praktis & higenis. Tumis kangkungnya juga juara, rasa terasi nya mencuat tapi tak dominan, kangkung terasa segar tidak matang berlebihan, potongannya kecil-kecil, jadi mudah menyendoknya. Minuman kelapanya seru, disajikan dalam gelas bir besar, lalu gula cairnya dipisah, bahkan es batunya juga dipisah dalam mangkok tersendiri disertai capitannya. Penyajian yang unik. Puas rasanya kami menikmati sajian ini. Mengenai harganya, sekilo ikan dihargai Rp 110.000. Tapi karena ikan pesanan kami hanya berukuran 0,8 kg maka harganya menjadi Rp 88.000, plus kangkung Rp 10.000, kelapa muda Rp 10.000 & nasi @ Rp 6.000. Nah sangat terjangkaukan. Bila datang kesini bersama keluarga plus anak-anak, mereka pasti tidak rewel karena selain senang melihat kolam ikan, mereka juga bisa bermain ayunan disini. Nah tunggu apalagi ?