Labels
- Kuliner Jakarta (224)
- Dakwah (99)
- Kuliner Bandung (53)
- Kuliner Tangerang (53)
- Pengalaman (37)
- yukmakan (20)
- Artikel (17)
- Detik Food (17)
- Kuliner Jateng (15)
- Kuliner Bogor (14)
- Kuliner Jabar (13)
- FOTO-FOTO (11)
- Hotel (6)
- Resep (6)
- Kuliner Cirebon (5)
- Kuliner Jatim (4)
- Kuliner Kalimantan Selatan (4)
- Kuliner Lampung (4)
- Prakarya (4)
- Kuliner Bali (3)
- Kuliner Medan (3)
- Jualan (2)
- Kuliner Thailand (2)
- Kuliner Malaysia (1)
- Kuliner Singapore (1)
- Kuliner Sulawesi (1)
- Novel (1)
Thursday, January 14, 2010
ULASAN KULINER : PASAR MODERN BSD CITY (**)
Akibat dari seringnya membaca review tentang Pasar modern BSD city di dunia maya, yang menceritakan sebuah pasar tradisional tapi bersih, luas, teratur & komplit, serta ini yang paling penting, tempat yang cocok untuk wisata kuliner, membuat kami berdua mengunjungi pasar ini disuatu minggu pagi yang cerah, dengan niat sarapan pagi dong.
Karena kami belum pernah kesana, maka jalan yang ditempuh adalah (sebenarnya ini agak muter-muter) dari arah Jakarta kami masuk tol JORR, lalu keluar di pintu tol BSD, terus menuju mall BSD Junction yang tersambung dengan ITC BSD, kemudian putar balik, sesampainya kembali ke Junction langsung belok kiri ke jalan Letnan Sutopo, lurus terus, nanti juga ketemu…Masya Allah…itu disebelah kanan jalan terlihat parkiran mobil penuh banget, baik diluar maupun didalam kompleks pasar. Dalam hati langsung membaca ayat Al Kursi & langsung mendapat parkir didepan sebuah ruko, Alhamdulillah.
Bangunan ini bila dilihat dari luar adalah bangunan persegi empat dimana keempat sisi luarnya merupakan deretan ruko 2 lantai. Jadi sama sekali tidak kelihatan tanda-tanda adanya pasar disini. Kami pun berjalan menyusuri ruko ini dan menemukan gang bertuliskan jalan masuk pasar. Sesampainya didalam, wow, rupanya pasar ini berada didalam ruangan hall yang luas & berlangit-langit tinggi, sehingga sirkulasi udaranya menjadikan ruangan tidak panas (kaya lapangan futsall aja). Deretan los pasar berada ditengah ruangan, letaknya sangat teratur seperti los ikan, daging, sayur, buah, dll. Lalu disekelilingnya yakni di keempat sisi dalam bangunan terdapat aneka kios yang menjual sembako, berbagai masakan, baju, toko kado, dll. Para pengunjung berseliweran dengan membawa keranjang plastik yang diikat disebuah troli, sangat praktis, sehingga banyak bapak-bapak yang dengan setia menarik belanjaan istri nya. Tetapi keranjang tsb ngambil darimana ya ? Apakah disewakan ? belum ketemu jawabannya.
Perut kami yang dari pagi belum terisi semakin keroncongan mencium aneka aroma masakan yang harum tapi tidak tercium bau busuk yang berasal dari limbah pasar. Hebat kan. Walau lapar tetap kami tahan dulu sebentar, karena ingin berkeliling dulu sebentar untuk menjajaki, sarapan apa yang bakal kami santap. Cara ini membuat kami agak pusing & bingung memilih makan apa. Habis segala ada sih, dari masakan Indonesia sampai masakan cina, baik yang halal maupun yang haram, masakan extreme seperti ular juga ada, belum lagi aneka kue & aneka goreng yang baru diangkat dari wajan serta tak lupa kedai kopi. Lagi asik-asiknya tengok kiri tengok kanan eh malah ketemu temen sekantor yang memang rumahnya di BSD. Katanya “kok jauh amat belanjanya ?” He..he..he..jadi malu.
Akhirnya pilihan kami jatuh pada kios nasi gudeg & nasi liwet. Tapi yang dijual disini cukup beragam loh, ada nasi langgi, nasi pecel, soto, lontong sayur, dll. Duduknya di kursi kayu tinggi dan bermejakan kayu yang menempel disekeliling kios ini. Duduknya pun ngak boleh boros, harus berhimpitan saling berbagi dengan pengunjung yang lain. Aku pesen nasi liwet & suami pesen nasi pecel+krecek+telor+ayam opor+empal+rempeyek teri, rame banget ya. Nasi liwet ku berisi suwiran ayam, ½ telor, tim tahu, disiram areh (santan kental) & sayur labu berkuah merah dimangkok terpisah, dimakan bersama rempeyek, uenak tenan. Porsi nasinya cukup nendang diperut, jumlah lauknya juga seimbang, ngak pelit ngasihnya & yang pasti rasanya enak, sehingga tak terasa hidangan habis kami santap, nyam nyam.
Setelah perut penuh terisi, kami kembali berjalan-jalan menyusuri berbagai los & kios. Karena tidak ada rencana belanja, kami hanya membeli se ons teri medan untuk membuat kering tempe kacang teri, dan obat batuk herbal di sebuah toko obat cina untuk mengobati batuk ku yang tak kunjung sembuh. Rupanya didalam pasar ini restoran Oen Pao ada juga loh, penuh pula.
Setelah puas berjalan di dalam pasar, kami pun beralih menyusuri ruko diluar pasar. Sebagian besar ruko menjual masakan, tapi ada juga tempat kursus bahasa, kursus masak bogasari, ada toko peralatan bikin kue, terus ada sebuah toko pudding dimana pudding berbentuk imut, lucu & bagus banget serta aku ingat ini pernah dibahas di Detikfood. Ah aku jadi teringat ibu ku & tetangga geng kepompong ku, pasti mereka senang sekali diajak kesini.
Minggu depannya kami kesini lagi, tapi sekarang waktunya adalah malam hari. Jangan bingung ya, malam-malam ke pasar, mana pasarnya tutup pula. Karena kompleks ini menjelma menjadi wisata kuliner malam yang komplit buanget. Berbagai warung tenda buka disini, bahkan ada juga ruko makanan yang buka sejak pagi sampai malam. Mau masakan khas negara Jepang, Korea, Thailand, Cina, atau dari berbagai daerah di nusantara, ada disini, mantap kan.
Karena udara cukup dingin kami pun memilih makan shabu-shabu di Genji. Letaknya di dekat pintu timur pasar dan terdapat di 2 tempat yaitu didalam ruko & di warung tenda didepan ruko. Kami pun memilih bersantap didalam. Walaupun ruangannya cukup sempit, tapi saat itu lebih baik karena diluar gerimis sudah mulai turun.
Ketika lembaran menu disodorkan, tertulis ada 3 macam shabu, yaitu shabu-shabu : bumbu Jepang, kuah tom yam & iga sapi. Lalu ada 3 macam porsi, untuk sendiri, 2 & 3 orang. Isi nya bisa pilih : aneka daging baik lokal maupun import, udang, cumi, pangsit, baso, sayuran, tahu, jamur & telor. Bisa pake nasi, soun atau udon. Menu lainnya : iga bakar & yakiniku. Pilihan kami jatuh kepada shabu-shabu bumbu Jepang, yang direbus sendiri didalam sebuah mangkuk sapo, diatas kompor gas kecil diatas meja. Ketika dimakan, rasanya hmm sungguh enak & segar, kuah kaldunya juga sudah gurih. Nikmatnya sekelas dengan restoran, walaupun harga disini jauh lebih murah. Harga paling murah untuk baso-basoan adalah Rp 2.000 & yang paling mahal adalah daging new Zealand sirloin Rp 32.000.
Selesai menyantap makan malam, kamipun mengitari kompleks dengan memakai mobil, melihat-lihat warung yang ada. Sungguh beragam, dari masakan seafood, bubur ayam, Chinese food, Pattaya masakan Thailand sejenis shabu-shabu, bakmi Jogja, bebek goreng, dll pokoknya susah disebutkan saking banyaknya. Nah sekarang ngak bingung lagi kan kalo lagi pengen makan enak dengan budget terbatas.
Subscribe to:
Posts (Atom)